Selasa, 05 Juli 2011

TARI SALAPAN

TARI BUNGKUY :
Tari ini merupakan tarian pembukaan dalam acara Badendang yang diadakan pada malam awal Baralek dirumah pihak Marapuley dan malam sesudah Aqad Nikah dirumah Anakdaro.
Tarian melambang perjalanan Tendei Manendei atau Meminang terha dap seorang Gadih di Ranah Nata. Ada kalanya penari saling bertentangan,ada seiring sejalan,ada bergandengan yang melambang kan liku-liku pertemuan jodoh seorang Bujang dengan seorang Gadih.
Tarian ini ada di Ranah Minang,Bengkulu dan Sulawesi (Bugis) yang bersifat perkenalan dan kegembiraan. Dendang dilagukan oleh orang lain ,sedangkan penari khusus menari saja.

TARI BARAMPEK :
Tarian ini adalah pecahan dari tari delapan yaitu ditarikan oleh empat orang penari atau dua kelompok. Tarian ini berirama lagu Sempaya yang juga dipakai menjadi musik mengarak pengantin seperti Arak Pasumandan dan Arak Inei. Sekarang, tari barampek telah diselingi dengan lagu Balun-balun Bide, Tarian ini merupakan simbolis kedua belah pihak yaitu pihak laki-laki (Marapuley) dan pihak perempuan ( Anakdaro ) di Ranah Nata

TARI PAYUONG :
Tarian ini melambangkan kasih sayang suami isteri dimana satu orang memakai payung dan selendang sebagai lambang kasih sayang dan perlindungan, sedangkan seorang lagi hanya memakai selendang saja. Para penari langsung mendendangkan pantunnya dengan berbalas pantun atau pantun berantai dan oleh sebab itu dinamakan Dendang Pesisir Pantun Berantai( Desir Pantai ).
Tarian ini ada di Kalimantan,Sulawesi,Bengkulu dan Palembang.
Pantunnya bersifat khiasan,sebab para gadis dalam pingitan.

TARI SALENDANG ATAU UNGKO BABA :
Tari Salendang ada di pesisir Ranah Minang,Palembang,Bengkulu dan Pulau-pulau yang melambangkan kasih sayang yang berasal dari tarian China (Baba) yang dilagukan berirama sedih (sentimental).

TARI SALAPAN :
Tari ini merupakan tarian simbolis persukuan di Ranah Nata. Delapan umtai tali dengan 8 warna polos menyatakan bahwa di Ranah Nata dihuni oleh 8 etnis suku yaitu :
1.Aceh 2.Minang 3.Rao 4.Indopuro 5.Bengkulu 6.Palembang 7.Bugis 8.Kalimantan
Tari dibuka dengan lagu Sempaya ( Minang ), menjalin tali dengan lagu Kaparinyo (Rao) dan ditutup dengan lagu Kotobaru (Kalimantan). Tari Salapan ada di Sulawesi, Minang,Kalimantan, Bengkulu dan Palembang.

TARI INAI :
Tarian ini adalah tarian khusus untuk Marapulay yang ditarikan diatas sebatang kasur/tilam, dikelilingi oleh empat orang penari lainnya. Tarian ini melambangkan bahwa suami isteri menga wali percintaannya di atas ranjang, haruslah mempunyai nilai kasih sayang dan perlindungan yang lambangkan dari fungsi selendang yang mendukung dan fungsi payung yang melindungi.

TARI PIRIENG :
Tari Pirieng adalah tarian ketrampilan memainkan piring didalam telapak tangan dan meniti piring tanpa menjejakkan tumit didalam piring yang berjejer. Tari Pirieng diringi oleh lagu Debus yang berasal dari Tanah Rencong, sedangkan tarian ini berasal dari Ranah Minang.

Sabtu, 02 Juli 2011

SUMUR BATU

SUMUR BATU
terletak di lereng bukit Banjar Aceh, PALAK TALEH Kampung Sawah sekitar 800 meter dari jalan Mandailing Natal ( Jalan Lidang Kampus ). Sumur ini adalah sebagai tempat mandi dan wudhu’ Syekh H. Abd.Fattah Mardia yang digalinya sendiri batu-batu itu.
Sedangkan makam keluarganya berada di atas bukit,sekitar 100 meter dari Sumur Batu.
Sumur ini dihuni oleh Kuro-kuro Tongga dan ikan tawar lainnya.

PESONA PARIWISATA NATA

PESONA PARIWISATA
Oleh : Shaff Ra Alisyahbana Dt.Malako
RANAH NATA adalah merupakan Ranah tertua dibagian Pulau Perca atau Pulau Andalas, Sumatera yang telah banyak menerima titel dari berbagai etnis. Titel yang pertama kali yang diterima adalah Natal yang di anugrahkan oleh kolonial Portugis pada tahun 1492 – 1495. Kemudian kedua di anugrahkan oleh kolonial Inggeris tahun 1672 dan keempat Belanda tahun 1762. Adapun gelar kelima Natar diberikan oleh Mangaraja Uhum yang mewakili etnis Mandailing sewaktu mereka pindah ke Ranah Nata tahun 1720.kemudian anaknya Nai Mangatas Puti Junjung di jujur oleh Sutan Muhammad Nata dan dinobatkan menjadi Raja Puti Tunggal Kerajaan Malako di Ranah Nata. Untuk titel ke-7 diberikan oleh Jepang dengan nama Nataru,sedangkan titel ke-enam diberikan oleh orang-orang sekitar Tapanuli dengan sebutan Natolu hingga titel ke- 8(terakhir) adalah Pantai Barat Mandailing yang dianugrahkan Madina via Sidang DPRD kepada Ranah Nata. Delapan titel yang disandang oleh Ranah Nata,itulah tandanya bahwa Ranah Nata terdiri atas 8 etnis terkuat yang dilambangkan dalam Tari Salapan, namun ianya tetap seperti biasa-biasa saja, bahkan mengalami kemunduran disebabkan DIABAIKAN.

Permulaan abad ke 17, Ranah Nata mendapat anugrah nama alias dari Duo Kerajaan yaitu Kerajaan Ujung Gading yang diwakili Datuk Imam Basya dan dari Kerajaan Indrapura yang diwakili Pangeran Indra Sutan yaitu Ranah nan Data, kemudian menjadi “ RANAH NATA “.

Disebabkan data-data dalam sistem pemerintahan kolonial telah mencatatkannya dalam administrasi, maka Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia mengabadikan warisan kolonial itu dengan nama Natal. Ranah Nata sangat banyak memiliki PESONA PARIWISATA, maka judul tulisan inipun penulis beri nama Peran & Sosok Ranah , Pamer Nagari & Wilayah Sejarah & Fakta disingkat “ PESONA PARIWISATA “.

Berbagai ragam Obyek Wisata ada di Ranah Nata , antara lain sebagai berikut ;

A. Obyek Wisata Sejarah ;
1. Sumur Multatuli di Pokok Aru , Kelurahan Pasar I Nata
2. Sumur Batu di Banja Aceh, Palak Taleh Kampung Sawah
3. Jirat Malako di Mudiek Ayie, Palak Taleh Kampung Sawah
4. Bukik Banja Aceh di Palak Taleh Kampung Sawah
5. Kualo Tuo di Jambuo Aceh , Pasar VI Nata
6. Tampat Simungkuk di Pincuran Dewa Kel.Pasar I Nata
7. Paga Basi di Bukik Lansano , Desa Pasar III Nata
8. Bukik Cokong di Pasa Kabun , Desa Pasar I Nata
9. Muara Karan di Pincuran Dewa Kel.Pasar I Nata
10. Pasa Benteing di Pasar Benteng Kel.Pasar I Nata
11. Kubuo Inggeris di Pasa Bentieng Kel.Pasar I Nata
12. Surau Tambak di Pasa Tambak , Setia Karya Nata
13. Kuro – kuro Tongga di Sumur Batu Kampung Sawah
14. Makam Rajo Tangguli di Bukik Banjar Agam Kampung Sawah
15. Mariam Rafles di Tanah Lapang Kelurahan Pasar II Nata
16. Madrasah Soeboehoel Chaer di Tapi Bukik Desa Pasar III Nata
17. Kubuo Madam di Simpang Badanyuik Desa Pasar III Nata
18. Cap Raja Kerajaan Lingga Bayu di Kelurahan Tapus Linggabayu.
19. Rumah nan Gadang di Kabun dan Pangka Manggih, Desa Pasar III Nata
20. Rumah nan Gadang di Asam Jao dan Pokok Aru,Kel.Pasar I Nata
21. Rumah nan Gadang di Tangah Padang Kel.Pasar II Nata
22. Makam Pejuang Kinondom di Simpang Sordang
23. Makan Syekh Abdur Rozak di Simpang Sirah
24. Makam Raja Linggabayu di Bukit Aek Garingging , Lingga Bayu
25. Makam Raja Kinondom di Simpang Sao , Desa Bintuas
26. Taluk Mambang di Desa Sumur, Perdamaian Baru
27. Makam Datuok Bandaro Hitam di Tompet Buburan
28. Makam Raja Singkuang di Tanah Lapang Singkuang.
29. Rumah Gadang Kerajaan Singkuang di Singkuang.
30. Musajik Kerajaan Singkuang di Singkuang

B. Obyek Wisata Alam :
1. Pantai Nun di Pesisir Barat Ranah Nata
2. Bukit Sikarakara di Taluk Sikarakara
3. Pincuran Taluk di Desa Taluk
4. Puncak Bukik Bandera di Kel.Pasar I Nata
5. Pelabuhan Sikarakara di Desa Sikarakara
6. Bukik Malintang di Desa Buburan
7. Batu Ruso di Desa Taluk Balai, Sundutan Tigo
8. Jambatan Kunkun di Desa Kunkun
9. Kasiek Putieh di Desa Buburan
10. Muaro Bintue di Desa Bintuas
11. Kualo Tunak di Desa Tabuyung
12. Rumah Bersandi Gading di Desa Singkuang
13. Carocey di Desa Salebaru
14. Batu Badaun di Desa Batu Mundam
15. Batu Kapa di Desa Batu Mundam
16. Batu Tarawang di Desa Batu Mundam
17. Batu Baposil di Desa Batu Mundam
18. Pulou Karo di Desa Buburan
19. Pulou Unggeh di Desa Sikarakara
20. Batu Kurisi di Bukik Bandera Nata
21. Pulou Rubiah di Kecamatan Batahan
22. Pulao Tamang di Desa Tamang
23. Pasie Kajei di Desa Tamang
24. Bukik Talena di Desa Tamang
25. Pasie Katapieng di Desa Tamang
26. Suak Balibi di Perlak Talas Kampung Sawah
27. Danau Gitar di Suak Sangka Ju’u Kampung Sawah
28. Bukik Japang di Bangey Kampung Sawah
29. Jalan Japang di Sawah Laweh Kampung Sawah
30. Bukik Taropong di Simpang Sirah
31. Guo Japang di Taluok Sikarakara

C. Obyek Wisata Seni & Budaya :
1. Pencak Silat Ranah Nata
2. Baralek Ranah Nata
3. Bagalombang
4. Badikie
5. Ba Bibibibi ( Tughun Ka Ayie )
6. Main Sinduang & Cimuntu Dayak
7. Bagimba
8. Batabuik
9. Badendang
10. Arak Pasumandan
11. Arak Haji ( Tamat Kaji )
12. Badampieng
13. Nikah Adat
14. Adok – adokpan
15. Ba Iney
16. Tari Iney
17. Tapuong Tawa
18. Ma Arak Tando

D. Obyek Wisata Bahari :
1. Pasie Batu Badaun di Batang Kapeh
2. Pasie Sawang Pinang di Taluok Sinata
3. Pasie Taluok Ilalang di Batahan
4. Pasie Palimbuongan di Batahan
5. Pasie Kikiran di Batahan
6. Pasie Batahan di Batahan
7. Pasie Tompek di Tompek
8. Pasie Langguney di Tompek
9. Pasie Taluok Mambang di Taluok Mambang
10. Pasie Taluok Jawi-jawi di Taluok Mambang
11. Pasie Kualo Tuo di Nata
12. Pasie Pasa Jirak di Nata
13. Pasie Karan di Nata
14. Pasie Lobuong di Panggautan
15. Pasie Autaba di Panggautan
16. Pasie Taluok di Taluok
17. Pasie Kasiek Putieh di Sikarakara
18. Pasie Buburan di Bubran
19. Pasie Bintue di Bintue
20. Pasie Batu Ruso di Sunduiktan Tigo
21. Pasie Kualo Tunak di Tabuyung

A.WISATA SEJARAH :

RANAH NATA yang banyak menyimpan Sejarah , karena berada di pinggir pantai Barat Sumatera dan menjadi pintu gerbang masuknya bangsa-bangsa pencari rempah-rempah seperti kemenyan,lada/merica,besi dan lainnya.
Berikut dimuatkan beberapa situs wisata di Ranah Nata yang dapat disentuh oleh cameraman Shaff Ra alisyahbana sebagai berikut :

1.SUMUR MULTATULI terletak di Tanah Lapang di samping SDN No.142794 Natal yaitu didekat rumah kontler Edward Douwwes Dekker yang terke nal dengan sebutan Multatuli. Sumur ini dibangun pada tahun 1842, semasa Multatuli menjadi Kontler di Ranah Nata ( 1842 – 1843 ). Bangunan sumur ini sekarang telah di renovasi seadanya.
2.SUMUR BATU terletak di lereng bukit Banjar Aceh, Palak Taleh Kampung Sawah sekitar 800 meter dari jalan Mandailing Natal ( Jalan Lidang Kampus ). Sumur ini adalah sebagai tempat mandi dan wudhu’ Syekh H. Abd.Fattah Mardia yang digalinya sendiri batu-batu itu. Sedangkan makam keluarganya berada di atas bukit,sekitar 100 meter dari Sumur Batu. Sumur ini dihuni oleh Kuro-kuro Tongga dan ikan tawar lainnya.
3.JIRAT MALAKO terdapat di Mudiek Ayie,seberang sungai Batangnata, sekira 1 km dari jalan lidang Kampus yang terletak antara Suak Paku Lauik dengan Suak Malako. Tempat ini adalah areal pemakaman Raja I dan ke II Kerajaan Ranah Nata dan Linggabayu yaitu Datuk Imam Basya, Datuk Basya nan Tuo dan Pangeran Indra Sutan serta keluarga lainnya seperti Teuku Umar Hasyim.
4.BUKIK BANJAR ACEH terdapat di Palak Taleh Kampung Sawah. Disini terdapat lokasi pekuburan keluarga Syekh H.Abd.Fattah Mardia yaitu isteri beliau. Pencarian lokasi ini baru ditemukan untuk ketiga kalinya oleh cameraman bersama Tim Penjelajah PERKASA Kampus.
5.KUALO TUO terletak di perbatasan desa Jambuo Aceh dengan Sumuo (sekarang Pasar VI Natal dengan Perda maian Baru) di tepi laut. Kuala ini lah yang dimasuki oleh Datuk Imam Basya dan Rajo Putieh dari Kerajaan Ujung Gading dan Indopuro. Datuk Imam Basya adalah pendiri Kerajaan Ranah Nata di Malako dan Rajo Pu tieh mendirikan Kerajaan Linggobayu di Simpang Bajambah.
6.TAMPAT SIMUNGKUK terletak di bukit Simungkuk Kampung Keramat Kel.Pasar I Natal,sekitar 200 meter dari jembatan Karan, Pincuran Dewa. Ditempat ini bermakam beberapa Ulama Ranah Nata seperti Syekh H.Abd.Fattah Sinantiku, Syekh H.Abd.Rauf Sinantiku dan Syekh Alwi,pendiri Surau Tambak Nata.
7.PAGAR BESI terletak di atas Bukik Lansano Desa Paras III atau Setia Karya Natal. Disini bermakam Syekh H. Abdul Malik Baleo Nata atau Angku Surou dan keluarga lainnya. Angku Surou adalah perambak Agama Islam ke wilayah Mandailing hingga sampai ke Dalu-dalu. Beliau terma suk Tiga Ulama Terkemuka Sumatera Utara disamping Duo Abdul Fattah ( Sinantiku dan Mardia ).
8.BUKIK COKONG terdapat di Pasar Kabun Desa Pasar III Natal yang sekarang dinamakan Kampung Bukik. Tempat ini adalah pekuburan orang China di Ranah Nata seperti Tee Tjik Pio,Sam Lay Nio,Sho Tian Poo dan Sho Tian Koo. Sedangkan Lie Moo Kim berkubur di Bukik Simpang Ampek Kel.Pasar I Natal
9.MUARO KARAN terletak di perbatasan Kel.Pasar I Natal dengan Desa Panggautan di tepi laut. Disini terda pat Benteng Kolonial sebagai tempat mengintipnya kolonial,apabila masuk orang-orang pengikut Syekh H. Abdul Fattah Sinantiku dari Tiku(Sumbar)
10.PASA BENTIENG terdapat di Pusat Pasar Ranah Nata di Jambuo Rao. Pada pinggiran sungai Batangnata, berdiri beberapa Benteng penyimpanan rempah-rempah oleh Portugis. Sebagian sudam jatuh kedalam sungai dan tinggal satu lagi yang sekarang digunakan sebagai tempat penyimpana ikan, sedangkan galon minyak, sedah terbenam dan menjadi jalan setapak.
11.KUBUO INGGERIS terdapat dijalan Buntu, muara Ayie Cama Kel.Pasar I Natal yang sekarang sudah musnah dan menjadi lahan perumahan penduduk.
12.SURAU TAMBAK terletak di pinggir jalan Syekh H.Abdul Fattah Sinantiku yang sekarang bernama Masjid Al Fattah. Disini sejarah mencatat bahwa surau ini adalah tempat pengajian Thariqat Naqshabandiah yang diajarkan oleh beliau. Surau ini didirikan oleh Syekh Alwi dkk. Dulu, pada lemari yang terdapat disurau ini, terdapat buku-buku tulisan Syekh H. Abd.Fattah,tetapi sayang sudah dibakar karena rusak parah dimakan rayap.
13.KURO-KURO TONGGA terdapat di Sumur Batu Banjar Aceh Palak Taleh Kampung Sawah. Jika kura-kura ini mati ,maka datang kura-kura lain yang menggantikan.sedangkan ikan yang ada didalam sumur itu tidak dimangsanya. Ketika datangnya warga transmigrasi Sikarakara I mengambil ikan itu (2 orang) dan memasakknya, semua dalam keadaan sakit dan akhirnya meninggal dunia di Blok B Sikarakara I yaitu ulayat Desa Kampus yang dijadikan lahan.
14.MARIAM RAFLES terdapat di pinggir lapangan Merdeka Natal atau disamping Tugu Proklamasi Kemerdekaan. Meriam ini didirikan pada tahun 1818 oleh Stamford Rafles untuk menjaga musuh yang muncul dibalik Ujung Rakat. Dulu pernah ditukar hadap ke arah Bukik Bandera dan insya Allah atas penolakan penulis, kembali diarahkan ke Ujung Rakat.